Senin, 09 November 2015

Kain Sesek, Handicraft Indonesia Khas Suku Asli Lombok

Tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, Lombok juga kaya akan kerajinan tradisionalnya. Salah satu handicraft Indonesia khas suku asli Lombok adalah kain Sesek. Sejak ratusan tahun lalu, kain Sesek telah menjadi kebanggaan masyarakat Lombok.

Hingga saat ini, kain Sesek biasa digunakan sebagai baju adat atau hiasan. Pembuatannya pun masih menggunakan cara tradisional. Untuk menyelesaikan sehelai kain Sesek, penenun yang mayoritas dilakoni para orang tua ini, setidaknya membutuhkan waktu satu bulan. Motifnya yang rumit menjadi alasan utama lamanya proses pembuatan. Makin banyak motif yang dinginkan, makin lama pula proses pembuatannya.

Bagaimana proses pembuatan kain Sesek?
Benang merupakan bahan utama pembuatan handicraft Indonesia, kain Sesek. Benang yang digunakan berasal dari kapas putih yang sudah dibentuk rapi sebelum pemintalan dilakukan. Barulah proses pemintalan dilakukan menggunakan alat pintal berupa roda yang terbuat dari kayu. Cara pengerjaannya butuh ketelitian dan kesabaran, alat pemintal harus diputar sesuai prosedur pemintalan sehingga benang yang dihasilkan bisa panjang dan tidak putus-putus.
Selanjutnya, proses tegulung atau menggulung benang hingga membentuk. Baru mulailah proses tepina, yaitu memindahkan motif dengan benang nilon. Dalam proses menenun, penenun menggunakan berbagai macam alat tenun, di antaranya:

- Jajak: bagian depan alat tenun dengan posisi vertikal berbentuk persegi panjang disimpan pada sisi kiri dan kanan.

- Berire: alat tenun berupa batangan panjang berbentuk pipih dan berujung agak lancip yang berfungsi memberikan celah saat penenun memasukkan pengiring yang berisi benang. Ujung berire didesain sedemikian rupa agar penenun mudah dalam memasukkan dan mengeluarkan alat tersebut ke dalam pakan benang yang sedang ditenun.

- Batang jajak: dua buah kayu berbentuk balok berukuran panjang yang mengapit posisi duduk penenun dan bagian depan batang jajak adalah tempat berdirinya jajak.

- Pengiring: alat yang dipakai untuk menggulung benang hasil dari pemintalan dan menambahkan benang ketika proses menenun dilakukan.

Motif pada kain Sesek ini sangat beragam, berupa lumbung padi, hewan ternak, rumah tradisional Suku Sasak, atau aneka biota laut. Berbagai motif tersebut dipilih karena dekat kehidupan sehari-hari Suku Sasak.

Selain handmade, ada hal lain yang membuat kain Sesek ini begitu unik. Ternyata kain Sesek hanya boleh dibuat oleh kaum wanita Suku Sasak. Kenapa? Ada mitos yang mengatakan, bila lelaki yang membuat kain, maka perilaku si pembuat kain akan berubah seperti wanita.

Selain itu, keahlian para penenun kain juga dilestarikan secara turun temurun. Jadi, sejak usia belia, para ibu mengajarkan cara membuat kain kepada anak perempuannya. Inilah cara masyarakat Suku Sasak dalam melestarikan handicraft Indonesia.

Bagi Anda yang penasaran ingin tahu akan proses pembuatan kain Sesek ini, ada beberapa desa yang sebagian besar masyarakatnya adalah penenun kain. Di antaranya Desa Sade, Lombok Selatan; Desa Bayan, Lombok Selatan; dan Desa Sukarare , Lombok Tengah. Untuk harga, kain Sesek ini menawarkan kocek yang bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Tingginya harga tergantung rumit motif dan lama pembuatan kain.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Membuka Coffee shop apa saja yang harus dipersiapkan? Simak disini!

  Bisnis minuman kopi sudah sangat tren saat ini karena seperti kita ketahui bahwa kopi merupakan minuman semua kalangan. Banyak sekali manf...